Catatan Pembuka
Dua catatan sebelumnya sudah saya sampaikan alasannya. Ini alasan ketiga dan yang terakhir.
Ini sebuah bisikan jagatraya yang kita sebut entah itu sebagai apa saja, tetapi saya sebut sebagai sebuah suara nurani, yang selalu berbicara berpuluh tahun, bisa terjadi ratusan atau ribuan tahun sebelum terjadi, yang biasanya saya alami beberapa kali. Sekarang saya sudah berumur setelah abad lebih dua tahun, dan itu sudah cukup waktu untuk mengenal suara-suara itu.
Suara ini mengatakan
Akan datang waktunya, di mana semua rumah sakit yang besar maupun kecil, baik apotik maupun polik-klinik akan berubah menjadi rumah sehat, di mana yang tinggal beroperasi dan yang tinggal di dalamnya ialah orang-orang yang hidup sehat dan mengenal cara hidup sehat.
Pertanyaan saya : "Mengapa bisa terjadi begitu?"
Ada tiga penyebab di sini:
- jawaban pertama sudah disampaikan dalam catatan sebelumnya. Click di sini: yaitu bahwa manusia sadar bahwa rumah sakit, obat, kedokteran dan keperawatan telah menjadi "bisnis belaka" untuk mencari duit semata, sehingga fokus kesembuhan pasien tidak menjadi perhatian. Maka manusia secara kolektiv menolak kehadiran mereka.
- jawaban kedua juga sudah sampaikan dalam catatan sebelumnya, Click di sini, yaitu bahwa manusia semakin lama semakin mendapatkan akses kepada semua kebutuhan dasar yang dibutuhkan untuk menyembuhkan sakit-penyakit, sehingga sakit sedikit, mereka sudah punya akses
Alasan Ketiga, karena saya sudah tidak sakit lagi, sama sekali, atau saya sudah tahu menjaga hidup saya tetap sehat sepanjang umur
Alasan ketiga ini merupakan wajah dari manusia yang sudah beradab, dan manusia yang sudah tercerahkan kembali. Dalam sejarah manusia, kita kenal era pencerahan, aufklärung / renaissance/ enlightenment, yaitu era pemberontakan rasionalitas terhadap spiritualitas yang terjadi 250 tahun yang lalu di Eropa dan menyebar ke seluruh dunia. Manusia merasa tercerahkan setelah melihat diri dan dunia ini secara rasional, bertitik-tolak dari pemikiran logis dan empiris.
Sekedar Tentang Proyek Modernisasi
Sejarah pencerahan ini sudah disejelaskan panjang-lebar dalam "Demokrasi Kesukuan: Melacak Silsilah Demokrasi Manusia!", yang akan diterbitkan oleh penulisnya. Kita baca catatan di sana-sini menunjukkan ketika Auklarung terjadi, maka manusia beralih dari pemikiran yang sangat "spiritual" kepada pemikiran yang sangat "rasional". Rasio menjadi titik-tolak pemikiran manusia.
Dampak daripada aufklarung ialah proyek modernisasi dengan segala macam embel-embel yang ditopang oleh nama "sains", yaitu ilmu-pengetahuan, rasionalisasi, dan empiritisme. Empiritisme artinya dapat dilihat atau dapat dibuktikan, dapat diukur, yang artinya dapat dirumuskan secara rasional. Berlawanan dengan pandangan sebelumnya, yaitu absolutisme Tuhan dan paham-paham agamawi, hukum alam dan hukum spiritual yang mengawali kehidupan sebelum era pencerahan.
Demokrasi, yang di dalamnya terkandung penegakkan hak asasi manusia, kesamaan hak dan kewajiban di hapadan hukum, kepemimpinan oleh suara mayoritas dan keberpihakan kepada kaum minoritas, pluralisme dan multi-kulturalisme, semuanya bergulir.
Buntutnya manusia menjadi sangat rasional, dan tidak berperasaan. Akibatnya manusia menjadi sangat mekanik, tidak bernurani, tidak berperasaan, bahkan tidak bermoral dan tidak bersusila. Yang penting rasional dan empiris, maka dianggap layak dipromosikan dan dilindungi.
Sekarang kita berada di era pascamodern
Era "pascamodern" atau "postmodern" sebenarnya adalah sebuah nama dari ekspresi budaya dan seni. Akan tetapi saya lebih suka menyebutnya karena pemikiran yang akan muncul terhadap "rasa sakit", "penyakit" dan "rumah sakit" di era selepas era modern ialah pemikiran-pemikiran yang holistik.
Pemikiran holistik tentang kehidupan, artinya pemikiran dari segala aspek dan semua segi. Ada pemikiran-pemikiran sains seperti era modern, tetapi ada juga pemikiran-pemikiran spiritual seperti era sebelum aufklarung tadi. Kedua-duanya bertemu pada satu titik, yang tidak sama persis saling menyinggung atau saling menutupi, tetapi sama-sama saling melengkapi dan saling mewarnai.
Di era pascamodern manusia akan menyadari unsur rohani dan unsur rasional dari sebuah kesakitan. Oleh karena itu, mereka tidak akan hanya berdoa dan melakukan upacara-upacara adat dan rohani bersama para dukun dan tua-tua adat, tetapi mereka juga akan meramu jamu-jamu atau herbs, dan mereka sendiri bahkan bisa meracik obat untuk menyembuhkan banyak sekali sakit-penyakit.
Itu baru satu. Lebih luarbiasa lagi, manusia pascamodern, yang saya sebut sebagai manusia dunia lima ini adalah manusia-manusia yang mengetahui benar mengapa seseorang sakit, apa saja yang menyebabkan seseorang sakit, dan dengan demikian mereka tahu persis bagaimana caranya supaya sakit-penyakit tidak datang sama sekali.
Holistic Approach to life and health
Dalam pelajaran yang saya ikuti bersama Grandmaster Mantak Chia di Chiang Mai, Thailand, dan pelajaran yang saya belajar dari Master Christobel Zamor, kedua-duanya mengajarkan kepada saya banyak hal. Silakan rujuk ke
- www.mantakchia.com dan www.universal-tao-indonesia, http://uhts.melanesia.us
- www.breathofbliss.com
Saya banyak bercerita di www.kisah.us dan sejumlah halaman facebook.com seperti @uhts-Indonesia dan @uhts-melanesia.
Ini baru dua pendekatan. ada juga pendekatan Melanesia yang saya sebut dengan nama "Melanesia Well-Being Approach", yang pertama-tama didasari dengan tatanan rohani berbasis "tumbuna" atau "nenek-moyang" dan penghuni, disusul tatanan soaial berbasiskan marga dan suku, dan kemudian tatanan ekonomi dan politik, ekspresi budaya dan seni, serta makanan dan minuman serta lingkungan hidup yang secara holistik membentuk manusia Melanesia dan budayanya.
Pendekatan keseharan orang Melanesia berbasiskan spiritual dan sosial, dasar bangunan rohani dan sosial menjadi fondasi untuk mengembangkan pola pikir, pola tutur dan pola-laku terhadap diri sendiri, terhadap sesama dan terhadap dunianya.
Dengan pendekatan-pendekatan ini, maka manusia kembali kepada jatidirinya sendiri. Ia menyambut karya ilmu pengetahuan dengan membuat dan menyediakan obat-obatan atau jamu-jamuan sendiri, tetapi lebih dari itu, manusia telah tahu bagaimana caranya supaya tidak sakit.
Inner Smile dari UHTS
Salah satu latihan paling dasar ialah "Inner Smile" sebagaimana diajarkan dalam Universal Healing Tao System ajaran Grandmaster Mantak Chia. Caranya sederhana,
- Duduk dengan tenang,
- Tutup mata secara perlahan-lahan
- Tarik keluar-masuk napas lewat hidung
- Senyum dan senyum dan senyum
- Pertama senyum kepada buah pinggang di sebelah kiri dan kanan
- Kedua senyum kepada hati di sebelah kanan dada (di akar buah dada)
- Ketiga senyum kepada paru-paru
- Keempat, senyum kepada jantung
- Kelima senyum kepada perut, dan usus
- Keenam senyum kepada organ seks
Saat berpindah dari satu senyum ke senyum berikutnya, lakukanlah dengan sangat perlahan dan sambil senyum "setiap waktu".
Secara sederhana kalua Anda bersenyum kepada orang lain, atau kalau orang lain senyum kepada anda, tanpa mengetahui tujuan dan maksud senyum, kita selalu "senyum balik" kepada mereka.
Secara sederhana kita tahu bahwa senyum artinya tanda bahagia, tanda sehat, tanda manis, tanya kebaikan.
Secara sederhana kita senyum kepada organ tubuh kita sendiri dan escara otomatis, anda akan kaget menyaksikan sendiri, organ anda sendiri akan senyum balik kepada anda. Saling membalas senyum tentu saja menandakan organ anda dan anda dalam kondisi sehat-serasi. Dengan keserasian saling senyum inilah, akan tercipta kesehatan, kehidupan tanpa sakit.
Adat Orang Koteka Suku Lani: "Yabu Ekwe"
Banyak orang pendatang, pertama-tama misionaris menjadi sangat kecewa baik di Papua New Guinea maupun di West Papua karena pada saat orang Melanesia sakit, kita tidak pernah berpikir pertama-tama untuk bawa ke rumah sakit. Kita selalu katakan, "yabu eruwok", artinya "kita kerja".
Yang dimaksud dengan "yabu eruwok", dalam konteks agama modern ialah "pengakuan dosa". Akan tetapi "yabu eruwok" tidak sempit seperti ajaran agama. "Yabu eruwok" mengandung makna lebih luas dan lebih holistik. Yang dibereskan dalam "yabu" di sini bukan sekedar dosa, tetapi berbagai hal.
Berbagai hal yang ada dalam "pikiran" si dia yang sakit dibereskan. Pemberesan "pikiran" dilakukan dengan cara "pemetaan ulang" pemikiran-pemikiran apa saja yang dipikirkan menjelang waktu sakit. Dengan memetakan pemikiran-pemikiran ini saja, maka 50% lebih dari penyakit sudah sembuh. Hanya dampak bawaan dari penyakit dimaksud yang perlu diobat dengan vitamin dan suplemen atau jamu.
"Yabu ekwe" tidak hanya melibatkan Tuhan, tetapi melibatkan sesama manusia, melibatkan roh moyang dan roh Bumi, melibatkan roh orang hidup dan roh orang mati, melibatkan sanak-keluarga yang ada di sekitar sini dan yang tidak ada di tempat.
Modernisasi dan Pendekatan Holistik untuk Hidup Sehat
Sayangnya sejak modernisasi masuk, sejak agama modern tiba, pendekatan untuk penyembuhan dan kesehatan seperti ni dianggap sebagai penyembahan berhala sehingga banyak orang Melanesia sudah tidak mempraktekkannya lagi. Padahal sebenarnya yang mereka maksudkan adalah
"biarlah kalian sakit, karena ada orang-orang bisa berbisnis bagus dan dapat uang banyak dari obat yang mereka produksi, dokter yang mereka hasilkan dan rumah sakit yang mereka dirikan. Kalau kalian praktek ini terus, tidak ada orang ke rumah sakit, tidak ada orang butuh dokter dan perawat, tidak ada orang sakit, maka kami rugi dan rugi. Karena itu tinggalkan adat, tinggalkan cara lama, mari datang ke sains, obat, dokter, perawat, bayar uang, beli obat, bayar dokter, bayar rumah sakit. sembuh atau tidak itu urusan nanti, sekarang bayar dulu bayar... bayar... bayar...
Saya sudah sebutkan dalam tulisan sebelumnya bahwa agen-agen modernisasi juga akan gencar menjalankan kampanye-kampanye dan bahkan menciptakan banyak virus penyakit sehingga orang akan tetap terus sakit-sakitan, orang tetap akan butuh dokter, suster, rumah sakit dan obat-obatan buatan mereka.
Akhirnya Manusia akan katakan, "Enough is enough!"
Tetapi akhir daripada permainan ini, manusia akan semakin tercerahkan. Dulu tercerahkan secara sains. Lalu manusia akan tercerahkan kembali secara rohani. Setelah itu dengan ketercerahan jasmani-rohani, dengan kombinasi roh-jiwa dan tubuh-rasio, dengan kombinasi mental dan spiritual yang seimbang, dengan kombinasi kerohanian yang rasional, maka manusia akan hdup cukup, dan hidup sehat tanpa obat, tanpa dokter, tanpa suster, tanpa rumah sakit.
Manusia yang tercerahkan kembali secara rohani dan jasmani akan tahu sakit-penyakit dan penyebabnya, dan akan tahu bagaimana selalu terhindar dari sakit-penyakit. Mereka bukannya minum suplemen dan sebagainya, tetapi mereka akan menjalani hidup sehat, hidup sederhana, hidup rasional, hidup spiritual, hidup secara holistik, sehingga mereka hidup sehat.
Inilah warna kehidupan manusia-manusia Dunia Lima, yaitu dunia di mana ada keseimbangan yang selaras antara pengetahuan dan praktek rohani dan sains, di mana dunia roh dan dunia nyata menjadi satu kesatuan yang tidak harus diukur dan tidak harus empiris tetapi pasti dan diterima ada dan nyata. Inilah dunia di mana kita tidak mengenal waktu dan tempat (time and space) lagi. Di mana time and space mengalami merger, dan di mana rohani dan jasmani menjadi seimbang. Di sinilah waktu di mana manusia mampu melihat ke dimensi-dimensi selain fisik ini, dan mengetahui dengan pasti apa yang sedang terjadi dalam kehdiupan ini.
[Berakhir..] Tulisan berikutnya kita akan lanjut ke Manusia-manusia Dunia Satu, Dunia Dua, Dunia Tiga, Dunia Empat dan Dunia Lima.